Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ATURAN DASAR UNTUK PENYAJIAN GAMBAR

ATURAN DASAR UNTUK PENYAJIAN GAMBAR

ATURAN DASAR UNTUK PENYAJIAN GAMBAR - Untuk menggambar pandangan-pandangan sebuah benda, pandangan depan benda dianggap sebagai gambar pokok dan pandangan-pandangan lain dapat disusun seperti gambar 2.1. Pada gambar kerja, jumlah pandangan harus dibatasi seperlunya sehingga dapat memberikan bentuk benda secara lengkap. 

Pandangan depan harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat memberikan bentuk atau fungsi benda secara umum, dan jika pandangan depan ini belum dapat memberikan gambaran cukup dari benda tadi maka pandangan- pandangan tambahan perlu dibuat seperti pandangan atas, pandangan samping dan sebagainya. 

Jika benda yang terdapat pada gambar 2.2 ingin diperlihatkan dalam gambar, pandangan atas, pandangan kanan dan pandangan belakang tidak diperlukan. Sesuai dengan bentuknya, hanya dua pandangan diperlukan untuk menggambarkan benda secara jelas, seperti diperlihatkan pada gambar 2.2. 

Jika bendanya berbentuk simetris, seperti misalnya sebuah poros, satu pandangan sudah cukup memberikan gambaran dari benda tersebut, dengan hanya menambahkan lambang ะค pada ukuran diameter poros seperti pada gambar 2.3.

ATURAN DASAR UNTUK PENYAJIAN GAMBAR

Pemilihan pandangan depan 

Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan dalam gambar adalah sangat penting. Karena gambar pandangan depan dapat langsung memberikan keterangan bentuk benda yang sebenarnya. 

Lagipula jumlah gambar pandangan juga ditentukan oleh gambar pandangan depan tadi. Pandangan depan tidak selalu berarti pandangan depan dalam arti kata sehari-hari. Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat memberikan cukup keterangan mengenai bentuk khasnya atau fungsinya. 

Umpamanya wajah seorang wanita ingin diabadikan dalam gambar seperti pada gambar 2.4 (a). Maka disini pandangan depan dari wajah tersebut ialah muka itu sendiri, karena bagian ini sudah memberikan sifat-sifat khas dari wajah tadi. 

Di lain pihak, sebagai pandangan depan dari seekor kuda justru diambil pandangan sampingnya, karena pandangan ini sudah cukup memberikan keterangan tentang ciri-ciri khas dari “benda” tersebut, seperti ditampilkan pada gambar 2.4 (b). 

Pada gambar 2.5 diperlihatkan pula badan pesawat yang mana diambil sebagai pandangan depan. Begitu pula halnya dengan sebuah mobil.

ATURAN DASAR UNTUK PENYAJIAN GAMBAR

Susunan gambar-gambar pandangan 

Jika pandangan depan dari benda telah ditentukan, maka pandangan-pandangan lain yang dianggap perlu dapat dipilih dan disusun dalam satu gambar yang merupakan satu kesatuan. Dalam gambar kerja, bagian-bagian benda digambar dalam kedudukan pengerjaannya (Gb. 2.6). 

Misalnya poros yang dikerjakan pada mesin bubut harus digambar mendatar pula, seperti contoh-contoh pada Gb. 2.7 (a) dan (b). Benda-benda yang dikerjakan pada mesin planer, shaper atau fres harus digambar dengan bagian permukaan yang dikerjakan dalam kedudukan mendatar (Gb 2.8).

ATURAN DASAR UNTUK PENYAJIAN GAMBAR

Pandangan tambahan 

Benda-benda yang memiliki bagian-bagian dengan permukaan miring, tidak akan terlihat bentuk sebenarnya dalam gambar pandangan orthogonal. Jika diperlukan gambar yang menunjukkan bentuk sebenarnya, maka pandangan tambahan dapat digambarkan. 

Pandangan tambahan ini digambar pada bidang bantu, dekat pada bagian yang akan digambar, dan tegak lurus pada arah penglihatan. Jadi dasar proyeksi orthogonal disini tetap dipertahankan. Contoh-contoh pandangan khusus ini dapat dilihat pada Gb 2.9 dan 2. 10.

Pandangan sebagian 

Kadang-kadang suatu benda tidak perlu digambar secara lengkap. Dalam hal demikian hanya bagian yang ingin diperlihatkan saja dibuat gambarnya. Bagian ini dibatasi dengan garis tipis kontinu bebas. Artinya garis ditarik tanpa bantuan alat gambar (Gb. 2.11). 

Dalam hal gambar pandangan samping menghasilkan gambar yang mengaburkan bentuk bendanya, maka gambar pandangan tidak digambar secara lengkap. Benda yang diperlihatkan pada Gb. 2.12 menunjukkan perbedaannya. 

Gb. 2.12 (a) tidak memberikan bentuk benda sebenarnya. Dengan pandangan sebagian, artinya gambar pandangan yang tidak lengkap, seperti pada Gb. 2.12 (b), terlihat jelas bentuk bendanya.

ATURAN DASAR UNTUK PENYAJIAN GAMBAR

Pandangan setempat 

Di samping gambar pandangan sebagian ini, masih terdapat gambar pandangan yang lebih sempit, yaitu pandangan setempat. Gb. 2.11 memperlihatkan pandangan setempat dari alur pasak. Pandangan ini dimaksud untuk melengkapi gambar dari sebuah poros. 

Perhatikan disini bahwa porosnya hanya digambar dengan pandangan sebagian. Pandangan setempat digambar dengan garis tebal dan harus dihubungkan dengan gambar pokok oleh garis sumbu (tidak selalu). 

Gb. 2.13 memperlihatkan cara menggambar pandangan setempat dari lubang pada dinding benda. Di sini tidak diperlukan gambar pandangan samping lengkap. Cara demikian menghemat waktu dan tempat (kertas gambar). 
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "ATURAN DASAR UNTUK PENYAJIAN GAMBAR"

close