Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Upaya Pemerintah Membangun Industri Otomotif Nasional

Upaya Pemerintah Membangun Industri Otomotif Nasional

Upaya Pemerintah Membangun Industri Otomotif Nasional - Pemerintah Indonesia pernah menyusun berbagai kebijakan, dimana kebijakankebijakan yang disusun tersebut salah satunya adalah Pemerintah Indonesia memiliki ketertarikan tentang industri otomotif nasional, artinya keinginan Pemerintah Indonesia memiliki mobil nasional. 

Motivasi Pemerintah Indonesia membangun industri otomotif nasional sendiri dikarenakan ingin meningkatkan perekonomian Negara, dengan melihat kekayaan Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh Indonesia serta kemampuan para insinyur pada waktu itu dapat membuat pesawat terbang N-250 yang canggih dikelasnya. 

Ketika pesawat N-250 tersebut berhasil diterbangkan seluruh warga Indonesia, para pejabat Negara, beserta direktur, para staf, dan karyawan PT IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) pun turut berbangga dan bergembira melihat lahirnya karya anak bangsa tersebut.

Keberhasilan industri penerbangan Indonesia mampu menjawab tantangan dari Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto tentang penyediaan transportasi udara untuk menghubungkan pulau-pulau yang dimiliki oleh Negara Indonesia. 

Hal ini menjadi tolak ukur bagi Pemerintah Indonesia untuk membangun industri mobil nasional yang akan menjadi sarana transportasi darat. 

Euforia yang dialami oleh masyarakat Indonesia setelah lahirnya pesawat terbang N-250 tersebut tidak lah surut, rakyat Indonesia memiliki sejuta harapan setelah lahirnya pesawat terbang yang berhasil diproduksi oleh anak bangsa Indonesia, sebuah kebanggan tersendiri terhadap perkembangan teknologi yang dihasilkannya sehingga mampu menyamakan teknologi yang dihasilkan oleh bangsa lain.

Oleh sebab itu, Komisi X DPR mengusulkan kepada Menristek (Menteri Riset dan Teknologi) yang menjabat pada waktu itu ialah BJ Habibie agar membuat mobil sendiri dengan berlandaskan industri penerbangan yang telah berkembang terlebih dahulu, kemudian usulan tersebut dikomunikasikan oleh Presiden Soeharto dan memperoleh hasil positif dari Presiden Soeharto. 

Mendapatkan hasil positif beserta dukungan dari Presiden Soeharto kemudian Menristek melakukan kajian iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) guna merealisasikan mobil nasional. 

BJ Habibie selaku Menristek dan Presiden Direktur di PT IPTN merencanakan akan merealisasikan mobil nasional pertama yang diberi nama Maleo. 

Dukungan yang diberikan oleh Presiden Soeharto tidak hanya dituangkan melalui lisan saja melainkan dituangkan dalam bentuk peraturan yang memiliki tingkat kejelasan yang dapat diperkuat, artinya Presiden akan menginstruksikan kepada kabinet-kabinetnya untuk melakukan perumusan peraturan yang akan digunakan landasan hukum guna merealisasikan proyek mobil nasional.

Ambisi Pemerintah akan kemampuan anak bangsa dapat memproduksi mobil nasional akan menjadikan Indonesia sebagai Negara yang mandiri, sehingga mampu mendukung segala bentuk perkembangan teknologi yang akan datang dan pembangunan infrastruktur yang mendukung perkembangan Negara Indonesia.

Instruksi Presiden Soeharto tentang mobil nasional tersebut disahkan pada tanggal 19 Februari 1996 dalam Inpres Nomor 2 yang bertujuan untuk membangun kemandirian Indonesia pada sektor industri otomotif sehingga nantinya diharapkan terwujudnya industri mobil yang diproduksi oleh rakyat Indonesia dan bertempat di Indonesia juga. 

Instruksi Presiden tersebut ditujukan kepada Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal. 

Adapun dalam pelaksanaannya harus memenuhi kriteria yang sudah dirancang pada Inpres Nomor 2 tahun 1996, berikut ini adalah kriterianya: 
  1. Menggunakan merek yang diciptakan sendiri 
  2. Sebanyak mungkin menggunakan komponen dalam negeri 
  3. Dapat mengekspor mobil hasil produsinya. 
Kemudian dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 31/1996 ditentukan kriteria serta kewajiban yang harus dipenuhi oleh mobil nasional, yaitu : 
  1. Dibuat di dalam negeri pada fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan industri nasional atau badan hukum Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan/warga negara Indonesia.
  2. Menggunakan merek yang diciptakan sendiri dan belum pernah didaftarkan oleh pihak lain di Indonesia. 
  3. Dikembangkan dengan teknologi, rancang bangun dan rekayasa berdasarkan kemampuan nasional secara bertahap.
Adanya Inpres Nomor 2 tahun 1996 tersebut maka dimulainya persaingan bagi pengusaha dan para ahli yang bergerak pada bidang otomotif guna mewujudkan mobil nasional yang diinstruksikan oleh Presiden Indonesia. 

Semangat untuk merealisasikan mobil nasional tersebut karena telah disahkan landasan hukum beserta peraturanperaturan yang jelas dan kuat sehingga dapat dijadikan pedoman guna merealisasikan mobil nasional. 

Adapun mobil nasional yang telah diajukkan secara prototype maupun dalam bentuk yang sudah siap jalan oleh para produsen Indonesia kepada Pemerintahan beserta masyarakat Indonesia, berikut adalah nama-nama mobil nasional Indonesia:

1. Maleo 

Mobil nasional Maleo mulai dikembangkan pada tahun 1993. Proyek mobil tersebut dikarenakan adanya permintaan dari Pemerintah yang menginginkan Indonesia memiliki mobil nasional khas Nusantara. 

Pada saat itu yang dipercaya untuk mewujudkan mobil nasional adalah PT IPTN karena prestasinya dalam industri penerbangan. 

Ketika perjalanannya mewujudkan mobil nasional tersebut, PT IPTN bekerjasama dengan Rover dari Inggris untuk bagian mesinnya dan Milliard Design dari Australia untuk menggarap kerangka dan body mobil. 

Mobil Maleo tersebut dirancang oleh Menristek BJ Habibie seperti itu karena bertujuan agar nantinya tidak menciptakan sebuah ketergantungan dengan salah satu produsen saja. 

Proyek yang dirancang sukses membuat 11 rancangan mobil sampai tahun 1997, namun proyek ini terbengkalai akibat dari adanya reformasi.

2. Beta 97 MPV 

Mobil Beta 97 MPV ini mulai dibuat pada tahun 1994 oleh grup Bakrie melalui Bakrie Brothers. Ketika mendengar keinginan Pemerintah untuk mempunyai mobil nasional, Bakrie Brothers pun ingin ikut serta meramaikan segmen tersebut. 

Mobil Beta 97 MPV gagasan Bakrie Brothers ini meminta bantauan kepada ruma desain Shado yang berasal dari Inggris untuk membuat desain awal mobil tersebut. 

Pada bulan April 1995 desain dari mobil Beta 97 MPV ini pun telah selesai dan diperlihatkan kepada pihak manajemen Bakrie, kemudian desain tersebut langsung dikembangkan menjadi prototype hingga membutuhkan waktu selesai pada tahun 1997. 

Persiapan dari grup Bakrie pun sudah meliputi aspek dari perakitan hingga anggaran produksi mobil Beta 97 MPV guna memenuhi peluncuran perdana yang akan diselenggarakan pada bulan Desember 1997. 

Segala rancangan dan persiapan yang dilakukan oleh grup Bakrie pun menjadi sia-sia dikarenakan proyek tersebut gagal dikembangkan yang disebabkan oleh krisis ekonomi.

3. Timor 

Proyek mobil Timor ini diusung oleh PT Timor Putra Nasional (PT TPN), perusahaan tersebut ditunjuk langsung oleh Pemerintah pusat sebagai pionir mobil nasional yang mana pemilik perusahaannya adalah Tommy Soeharto, putra dari Presiden Soeharto. 

Ketika merealisasikan proyek mobil nasional Timor ini, PT TPN melakukan kerjasama dengan produsen mobil asal Korea Selatan yaitu KIA Motors. Mobil Timor berhasil diproduksi dan dapat secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia pada 8 Juni 1996 di Jakarta. 

Desain mobil Timor ini sebenarnya sama dengan mobil KIA Sephia yang dipasarkan di Korea Selatan rakitan tahun 1995, kedua mobil ini hanya berbeda pada namanya saja. 

Mobil Timor ini mendapatkan hak istimewa oleh Pemerintah Indonesia berupa pembebasan pajak barang mewah meskipun mobil Timor diproduksi secara utuh dari Korea Selatan. Fasilitas istimewa yang didapat oleh mobil Timor membuat pengaruh dari harga jual di Indonesia. 

Harga jual mobil Timor di Indonesia hingga mencapai setengah harga dari mobil-mobil kompetitornya. Adanya fenomena hak istimewa yang diperoleh Mobil KIA Sephia versi Indonesia tersebut, Jepang dan Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa membawa masalah ini ke World Trade Organization (WTO) dengan tuduhan Indonesia melanggar beberapa poin pada ketentuan General Agreements of Tariff and Trade (GATT). 

Adanya tuntutan dari Negara kompetitornya, akhirnya WTO memutuskan agar Indonesia ,encabut keputusan penghapusan bea masuk dan pajak barang mewah kepada mobil Timor. 

Perjalanan mobil Timor ternyata tidak panjang, dikarenakan banyak tekanan dari pihak luar dan juga adanya krisis moneter yang menyebabkan produsen utama mobil Timor, Kia Motors bangkrut pada tahun 1997 beserta diikuti lengsernya Presiden Soeharto dari kepresidenan Indonesia.

4. Bimantara 

Mobil Bimantara adalah realisasi proyek mobil nasional yang dikembangkan oleh Bambang Trihatmojo, putra ketiga dari Presiden Soeharto. 

Mobil yang dikembangkan oleh Bambang Trihatmojo ini sama seperti perkembangan mobil Timor yang memesan secara utuh mobil buatan dari Korea Selatan, namun mobil Bimantara ini bekerjasama dengan produsen Hyundai yang berasal dari Korea Selatan. 

Desain mobil Bimantara ini sama dengan mobil Hyundai Accent. Perjalanan dari mobil Bimantara ini sama dengan saudara kandungnya, hilang karna adanya krisis.

5. Marlip

Mobil nasional Marlip ini adalah mobil yang dirancang dengan menggunakan teknologi baru dibanding dengan mobil konvesional yang telah meramaikan jalanan di setiap sudut Indonesia. 

Teknologi yang digunakan oleh mobil ini adalah menggunakan tenaga listrik dimana mengingat semakin langkanya bahan bakar yang biasa digunakan oleh mobil konvesional. 

Mobil Marlip ini diproduksi oleh PT Marlip Indo Mandiri yang didirikan melalui hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2002, nama Marlip sendiri adalah singkatan dari Marmut listrik LIPI. 

PT Marlip Indo Mandiri adalah perusahaan pertama yang memproduksi mobil listrik di Indonesia. Pada awal produksinya Marlip difokuskan untuk fasilitas yang digunakan pada rumah sakit, lapangan golf, area pabrik, perkantoran, lapangan bola, area hotel, resort, bandara, tempat wisata. 

Melihat skala jalan yang mampu ditenpuh oleh mobil Marlip ini sangatlah pendek dikarenakan kapasitas batarai yang dimilikinya juga kecil dan jika untuk menargetkan untuk city car, infrastruktur yang dimiliki oleh Negara masih belum mendukung untuk melakukan pengisian ulang daya listriknya.

6. Gang Car 

Mobil Nasional Gang Car ini adalah produksi dari PT. Dirgantara Indonesia pada tahun 2003. Gang car memiliki bentuk yang kecil sehingga hanya mampu mengangkut maksimal 2 orang saja, tenaga yang dihasilkan oleh mobil ini juga tidak sama dengan mobil konvensional lainnya. 

Kapasitas mesin dari mobil ini hanya bertenaga 125 sampai dengan 200 cc saja, oleh karena itu target dari produksi mobil ini adalah mampu melewati jalanan kecil yang sempit baik diperkotaan dan pedesaan. 

Produksi mobil ini hanya sampai pada bentuk prototype hingga test drive dan siap untuk produksi masal, namun perjalanan Gang car harus berhenti dikarenakan oleh tidak dapat memenuhi regulasi dan perusahaan yang kolaps sehingga 9000-an karyawan harus terkena PHK.

7. Kancil 

Mobil nasional Kancil dirancang, didesain, dan dikembangkan oleh PT KANCIL (Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari) pada tahun 2002. 

Mobil ini dirancang guna sebagai sarana transportasi umum pengganti Bajaj atau Bemo di daerah DKI Jakarta, nama Kancil sendiri singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah. 

Mobil Kancil ini menggunakan mesin 4 tak dengan kapasitas 400 cc serta berkapasitas 4 orang, jika berbicara spesifikasi dan kelayakan dari mobil ini sebenarnya telah memenuhi persyaratan layak jalan dari Departemen Perhubungan. 

Secara umum jika dibandingkan dengan mobil kancil dengann Bajaj Qute, mobil Kancil memang lebih unggul dalam kapasitas mesin dan dari segi harga yang lebih murah, namun regulasi yang ada membuat mobil nasional ini tidak dapat berkembang dengan cepat. 

Regulasi yang terjadi adalah satu mobil Kancil dapat beroperasi jika bisa menggantikan satu buah bajaj, artinya konsumen mobil Kancil harus membeli 1 buah Bajaj untuk dimatikan izin pengoperasiannya Bajaj.

8. GEA 

Mobil nasioanl GEA ini diproduksi oleh PT INKA (Industri Kereta Api) pada tahun 2003. Mobil GEA dikembangkan dengan tujuan mobil yang memiliki kapasitas mesin 640 cc untuk menghadapi krisis energi, tipe dari mobil GEA ini ada dua yaitu berjenis city car dan pick up dan sasaran utama dari mobil ini adalah angkutan murah di pedesaan. 

Mobil GEA ini bisa jadi calon kuat mobil nasional karena modal pembuatan dari mobil ini 100% dari Indonesia meskipun mesinnya harus impor 90%, namun komponen-komponennya sudah dibuat di Indonesia. 

Berdasarkan kriteria tersebut mobil GEA ini sangat memungkinkan untuk diproduksi secara massal. Eksistensi dari mobil GEA ini jarang dan bahkan tidak pernah terdengar karena bermasalah dengan pemasarannya, artinya mobil GEA ini masih kalah dengan mobil-mobil konvensional yang telah meramaikan jalanan di Indonesia meskipun harga yang dipatok jauh lebih murah dari mobil konvensional lainnya.

9. Tawon

Mobil nsional Tawon ini diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya yang berlokasi di Rangkasbitung Banten pada tahun 2009. Perusahaan yang memproduksi mobil Tawon ini tidak hanya sebagai perakit mobil Tawon saja melainkan perusahaan ini juga akan menjadi pemegang merek. 

Mobil Tawon ini menggunakan bahan bakar bensin dan CNG (Compressed Natural Gas) 63, hal ini telah memenuhi standarisasi Euro 3. Kapasitas mesin dari mobil Tawon ini berkapasitas 650 cc memiliki 4 percepatan dengan 2 silinder. 

Mobil Tawon ini lebih maju dari mobil nasional lainnya, hal tersebut dikarenakan mobil ini telah memiliki sertifikasi dari Kementrian Perhubungan. Sertifikasi yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan adalah berupa STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang sudah dipegang sejak bulan Juli 2011. 

Persiapan yang sangat matang pun menghasilkan semangat akan dilakukan produksi secara massal dalam waktu dekat.

10. Fin Komodo 

Mobil nasional ini diproduksi oleh mobil PT Fin Komodo Teknologi yang bertempat di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 2014. Mobil Fin Komodo ini dirancang oleh salah satu desainer pesawat CN-250 Gatotkaca ialah Ibnu Susilo. 

Mobil ini didesain untuk digunakan pada medan off road dimana sangat cocok dengan alam Indonesia, artinya mobil ini dapat digunakan dalam misi penjelajahan atau survey, atau pengawasan. 

Mobil ini mampu menembus medan hutan sepanjang 100 km atau selama 6-7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih 5 liter dan memiliki kapasitas tangki 20 liter. 

Mobil ini telah dikenalkan ke masyarakat Indonesia pada tahun 2015 dalam acara IIMS (Indonesia International Motor Show) yang bertempat di Jakarta. 

Mobil ini pun mampu menjadi solusi yang cemerlang karena teknologi yang ada pada mobil ini sangat membantu misi-misi penjelajahan di Indonesia. 

11. Wakaba 

Mobil nasional Wakaba (Wahana Karya Anak Bangsa) ini telah dirancang oleh mahasiswa beserta dosen jurusan teknik mesin Universitas Pasundan Bandung pada tahun 2006 hingga 2007. 

Pengerjaan mobil ini juga bekerjasama dengan Karya Working Group Klaster guna mengerjakan komponen-komponennya dan mendapatkan dukungan dari Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan), Departemen Perindustrian, Kementrian Negara Riset dan Teknologi, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). 

Mobil Wakaba ini dirancang untuk kebutuhan kendaraan pada pedesaan yang dikhususkan mengakomodir kebutuhan masyarakat yang pekerjaannya sebagai petani, sehingga dapat berfungsi mengangkut hasil pertanian atau perkebunan. 

Mobil Wakaba berhasil diluncurkan prototype-nya pada 16 Oktober 2009 di Bandung, Jawa Barat, mobil ini diharapkan agar nantinya menjadi semangat pertumbuhan industri otomotif Indonesia dimasa depan yang berbasiskan IKM (Industri Kecil Menengah).

12. Arina 

Mobil nasional Arina ini awalnya sebagai proyek Universitas Negeri Semarang yang berhasil diproduksi pada tahun 2009 dalam bentuk prototype. Departemen Perindustrian juga turut mendukung dalam pendanaan dari proyek mobil Arina. 

Mobil ini didesain oleh Widya Aryadi mahasiswa jurusan teknik mesin Unnes sebagai kendaraan yang memiliki body kecil dan dengan kapasitas mesin 150 hingga 250cc. 

Mobil ini didesain untuk kapasitas maksimal 2 orang saja dan sebagai kendaraan perkotaan yang non-niaga, artinya dengan kapasitas mesin yang terhitung kecil mobil Arina ini tidak dianjurkan melakukan perjalanan ke luar kota, mobil Arina ini lebih cocok sebagai kendaraan operasional seperti mobil golf atau sebagai kendaraan operasional lainnya yang jaraknya tidak terlalu jauh. 

Mobil Arina berhasil dikenalkan ke masyarakat Indonesia pada 13-17 Mei 2009 di acara Pameran Produk Indonesia (PPI) dan pada 10-12 Agustus 2009 di acara ajang Pameran Pendidikan Nasional yang bertempat di Jakarta. Hambatan produksi mobil Arina ini dikarenakan berkendala pada investor serta kalah bersaing dengan mobil konvensional lainnya.

13. Ahmadi 

Mobil nasional Ahmadi ini diproduksi oleh PT Sarimas Ahmadi Pratama pada tahun 2012. Mobil ini didesain sebagai mobil ramah lingkungan yang rendah akan emisi karbon, oleh karena itu mobil Ahmadi ini adalah mobil listrik. 

Mobil Ahmadi ini diproduksi karena adanya permintaan dari Kementrian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mana nantinya akan digunakan sebagai kendaraan operasional Konferensi AsiaPasific Economic Cooperation (APEC) yang diselenggarakan di Bali pada Oktober 2013. 

Proyek pengadaan mobil listrik ini didukung oleh tiga BUMN yaitu PT BRI (Persero) Tbk, PT PGN, dan PT Pertamina (Persero), ketiga BUMN tersebut mengeluarkan dana kurang lebih Rp 32 milliar. 

Realisasi mobil listrik Ahmadi ini ternyata tidak dapat digunakan, karena waktu test drive yang dilakukan Dahlan Iskan dalam perjalanan dari Depok ke Jakarta mengalami mogok, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan perjanjian, serta pihak-pihak yang terkait dengan pengadaan mobil Listrik ini terjerat dalam kasus korupsi.

14. Tucuxi 

Mobil nasional Tucuxi adalah mobil yang didesain sebagai mobil sport dan bermesin listrik. Nama dan bentuk dari mobil Tucuxi ini tersinspirasi dari lumba-lumba sungai yang ada di Amazon, Amerika Selatan. Mobil ini dirancang oleh Danet Suryatama pada akhir tahun 2012. 

Danet Suryatama adalah seorang pencipta mobil listrik yang banyak dipergunakan di Amerika Serikat, beliau dulunya alumnus ITS Surabaya (Institut Teknologi Sepuluh November). Danet Suryatama dipulangkan oleh Dahlan Iskan untuk merealisasikan pengembangan teknologi mobil listrik. 

Pada masa jabatan Dahlan Iskan di BUMN, beliau mengharapkan mobil listrik yang dapat bersaing dengan produk luar negeri. 

Pengerjaan mobil ini bertempat di Yogyakarta dengan menggandeng tim kupu-kupu malam sebagai pengrajin karoseri lokal. Setelah selesai diproduksi mobil ini langsung dicoba oleh Dahlan Iskan, dalam pejalanan Solo-Surabaya beliau mengalami kecelakaan akibat rem tidak berfungsi dengan baik.

15. Esemka 

Mobil nasional Esemka ini diproduksi oleh siswa-siswi SMKN 2 Surakarta dan dengan dibimbing oleh bapak Sukiyat, awal mula produksi mobil Esemka pada tahun 2009. Mereka berhasil melahirkan mobil berjenis SUV (Sport Utility Vehicle) dengan kandungan komponen lokal sebesar 80 % dan impornya 20 %. 

Mobil Esemka SUV itu diberi nama Esemka Rajawali, mobil Esemka Rajawali tersebut digunakan sebagai kendaraan dinas Walikota Surakarta pada periode kepemimpinan Joko Widodo. 

Mobil Esemka Rajawali ini menggunakan mesin TwinCam dengan berkapasitas mesin 1.500 cc yang sudah injeksi sehingga dapat menghemat bahan bakar. Mobil Esemka tersebut sudah melalui uji tes kelayakan yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian. 

Suatu gebrakan yang sangat luar biasa ditunjukan oleh siswa-siswi SMK sehingga dapat membanggakan seluruh warga Indonesia, tinggal menunggu waktu untuk menanti produksi massal mobil Esemka tersebut.

Fenomena industri otomotif di Indonesia masih terhegemoni oleh produk asing yang menjerat kreatifitas industri otomotif nasional. Hegemoni yang terjadi di Indonesia menyebabkan lumpuhnya produksi-produksi mobil nasional yang telah dirancang. 

Produksi mobil nasional yang telah dikenalkan sebagai prototype tersebut sebenarnya tidak kalah dengan produksi dari luar negeri, dilihat dari mesin yang dihasilkan beseta kenyamanan yang ditawarkan sesungguhnya Indonesia mampu mengembangkan mobil nasional yang diharapkann pada Inpres Nomor 2 tahun 1996 tersebut. 

Akademisi jurusan teknik dari berbagai Universitas pun mampu menunjukkan keahliannya dalam bidang otomotif di kejuaraan dunia, artinya meskipun telah lamanya program tentang pengembangan mobil nasional dan adanya hegemoni dari produk asing yang menguasai pangsa pasar Indonesia, disini putra-putri bangsa tidak adanya menunjukkan sikap putus asa dalam mengembangkan dan merealisasikan mobil nasional yang diinginkan oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Upaya Pemerintah Membangun Industri Otomotif Nasional"

close