Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perancangan Proses Remanufaktur pada Komponen Otomotif

Perancangan Proses Remanufaktur pada Komponen Otomotif

Perancangan Proses Remanufaktur pada Komponen Otomotif - Kendaraan  telah  menjadi  salah  satu  kebutuhan penting  bagi  manusia  dalam  berbagai aktifitas sehari-hari. Jumlah sepeda motor menunjukkan peningkatan dalam setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan limbah berupa komponen yang rusak dari sebuah kendaraan juga terus meningkat. 

Saat  ini,  beberapa  bentuk  dari  limbah  tersebut  dapat  direcycle  agar  materialnya dapat dimanfaatkan kembali. Beberapa  komponen yang telah rusak sebenarnya masih dapat digunakan  lagi  dengan  beberapa  proses  seperti  repair,  refurbish  atau  remanufaktur. 

Proses remanufaktur adalah salah satu recovery option paling tinggi dalam mengolah limbah. Dalam melakukan  perancangan  proses  remanufaktur  untuk  komponen-komponen  otomotif,  perlu adanya pemilihan komponen yang akan dijadikan objek. 

Setelah pemilihan objek, maka harus dibuat serangkaian proses  yang harus ada di dalam  proses remanufaktur komponen otomotif seperti disassembly, cleaning, inspection, recondition, dan reassembly. Tahap akhirnya adalah merancang  skema  proses  remanufaktur  untuk  komponen  otomotif.  

Ciri  khas  dalam  proses remanufaktur  komponen  otomotif  adalah  adanya  special  treatment  seperti  normalizing, hardening untuk beberapa komponen otomotif yang berguna untuk mengembalikan atau bahkan meningkatkan performa atau mechanical properties dari komponen yang diremanufaktur 

PENDAHULUAN

Dalam  industri  manufaktur,  terdapat  proses yang diketahui sebagai proses remanufaktur. Proses remanufaktur  adalah  proses  dimana  suatu  per-usahaan  membuat  barang  yang  sudahhabis  masa pakainya menjadi seperti barang baru lewat berbagai proses; salah satunya adalah dengan rekondisi dan dengan memberikan garansi seperti barang barunya. 

Menurut  Steinhilper,  proses  remanufaktur merupakan proses untuk memperbaiki suatu barang yang tidak digunakan menjadi barang yang seperti barang baru sehingga hal ini menjadi sebuah solusi untuk mengurangi jumlah barang bekas dan dapat mengurangi  biaya  pemiliknya  serta  dapat  mening-katkan  profit.  

Proses  remanufaktur  juga  berkontri-busiuntuk menjaga lingkungan karena remanufak-tur dapat mengurangi sampah dari komponen yang seharusnya menjadi sampah karena masa pakainya Jurnal Teknik Mesin, Vol17, No. 1, April 2020, 11–16DOI: 10.9744/jtm.17.1.11–16ISSN 1410-9867print / ISSN 2656-3290online telah habis namun komponen tersebut dapat dipakai kembali.  

Sangat  sedikit  perusahaan  remanufaktur yang   ada   di   Indonesiadikarenakan   ketiadaan beberapa  industri  yang  memiliki  kapasitas  untuk memproses  kembali  barang  tidak  terpakai  menjadi produk remanufaktur. 

Selain itu, hal lain yang men-jadi persoalan adalah belum ditemukannya langkah-langkah  pedoman  melakukan  remanufaktur  untuk produk  otomotif  khususnya  sepeda  motor.  Yang menjadi  tantangan  adalah  bagaimana  agar  hasil produk  remanufaktur  harus  mempunyai  kualitas yang sama dengan kualitas produk baru aslinya. 

Indonesia  adalah  negara  dengan  jumlah  ken-daraan  bermotor khususnya  sepeda  motor  yang cukup banyak. Dilansir melalui websiteresmi Badan Pusat  Statistik  Indonesiabahwa pada  tahun  2016 tercatat   jumlah   kendaraan   bermotor   sebanyak 129,281,079  unit.  

Penyumbang  unit  kendaraan terbanyak adalah sepeda motor sebesar105,150,082 unit dan mobil penumpang sebesar 14,580,666 unit. Jumlah   kendaraan   bermotor   tersebut   sangatlah besar.  Dengan  adanya  peningkatan  jumlah  peng-gunaan  kendaraan  bermotor,  maka  banyak  juga kendaraan  yang  mengalami  kerusakan  dan  per-gantian komponen. 

Kerusakan ini disebabkan kare-na  adanya  penggunaan  yang  tidak  wajar,  produk otomotif  yang  sudah  lama,  perawatan  dan  pem-bersihan yang jarang   dilakukan.   Selain   karena kerusakan, kendaraan yang tidak terpakai juga akanmenjadi  sampah  otomotif.  

Berdasarkan  data  yang diperoleh, pertumbuhan kendaraan baru di Jakarta setiap hari mencapai 1500 unit dimana sepeda motor adalah  penyumbang  terbesar  yakni  1200  unit. Banyaknya kendaraan baru setiap harinya di Indo-nesia akan mengakibatkan bertambahnya kendara-an bekas. 

Kerusakan dan kendaraan bekas tersebut dapat menjadi sampah otomotif dan salah satu cara untuk mengatasinya   adalah   dengan   melakukan proses remanufaktur.

METODE PENELITIAN

Dalam  penelitian  ini  dilakukan  studi pustaka tentang  proses  remanufaktur  pada  komponen  oto-motif.  Komponen  otomotif  yang  ditemui  biasanya berupa  alat  berat.  Selanjutnya  peneliti  memilih komponen yang akan dilakukan remanufaktur dan menganalisa proses apa yang harus ada. 

Komponen yang dipilih adalah komponen yang memiliki kriteria seperti mudah rusak. Harga komponen dan kriteria lainnya dijelaskan pada bagian pembahasan. Setiap   komponen   pasti memiliki   cara   atau langkah-langkah proses remanufaktur yang berbeda. 

Dalam proses remanufaktur terdapat langkah yang disebut repairatau  rekondisi  yang  merupakan  hal penting  untuk  membuat  komponen  otomotif  dapat digunakan  kembali.  

Dalam  penelitian,  agar  dapat diketahui  bagaimana  proses repairdilakukanbeberapa  langkah  seperti  studi  lapangan,  visitasi tempat-tempat  perbaikan  komponen  otomotif  di-perlukan.  

Dari  hasil  analisa  tersebut,  kemudian dirancang dan dibuat rangkaian proses remanufak-tur  komponen  otomotif.  Selanjutnya  pada  tahap akhir,  peneliti  membuat  kesimpulan  tentang  hasil dari rancangan proses remanufaktur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat  banyak  komponen  yang  ada  dalam sebuah  produk  otomotif.  Untuk  memilih  komponen yang akan dilakukan remanufaktur, beberapa krite-ria dimunculkan. Dalam pemilihan obyek komponen remanufaktur, digunakan kriteriapemilihan kompo-nen remanufakturmenurut Bobek, yaitu: 
  • The product is durable; 
  • The product has only failed in its functionality; 
  • The   product   is   standardized   and   consists   of interchangeable parts;
  • The added value at end of life is high; 
  • The cost to obtain the core is low if compared with the remaining intrinsic value; 
  • The product’s technology is relatively stable over a period of time that exceeds the single lifecycle; 
  • The  consumer  should  be  informed  about  the availability  of  remanufactured  products,  so  to create an adequate demand on the market; 
  • A technology exists to remove parts from products without damaging them and to restore the product.
Beberapa kriteria di atas dapat disederhanakan menjadi beberapa  kategori.  Setiap  kategori  akan diberikan  bobot  berdasarkan  tingkat  kepentingan-nya. Semakin besar bobotnya, berarti semakin pen-ting kategori tersebut dibandingkan dengan kategori yang lain. Adapun kategori tersebut adalah: 
  • Volume (30%); 
  • High value (30%); 
  • Fast moving (25%); 
  • Teknologi dan desain tidak berubah (15%).
Dari  10  komponen  yang  digunakan,  terpilih  5 komponen  untuk  dilakukan  remanufaktur  sesuai dengan  kriteria  di  atas.  Komponen  terpilih  adalah komponen yang memiliki scorepaling tinggi (ditandai dengan  warna  merah), sebagaimana  ditunjukkan Tabel  1.  

Nilai  ditentukan  1  sampai  dengan  10. Semakin  besar  nilainya,  maka  komponen  tersebut memiliki  tingkat  kesesuaian  dengan  kriteria  yang dibuat. Scorediperoleh   dari   penjumlahan   nilai dikalikan dengan bobot dari setiap kriteria.

Berdasarkan Tabel 1,  dipilihlah  blok  silinder, jok,  kampas  rem  tromol, shock  breaker,  dan  pelek atau velgyang akan diremanufaktur. Berikut adalah rancangan remanufaktur pada pelekatau velg, shock breaker,  blok  silinder,  sepatu  rem  tromol,  dan  jok sepeda motor.

Perancangan Proses Remanufaktur pada Komponen Otomotif

Pelekatau Velg

Pelek  yang  didapat  dari  penyuplai  harus  me-lewati tahap pre-inspectionuntuk menentukan apa-kah pelek tersebut layak untuk dilakukan remanu-faktur  atau  tidak. Pre-inspectiondilakukan secara visual. 

Bila kerusakan pelek tersebut cukup parah, maka pre-inspectiontidak  dilanjutkan  ke  proses berikutnya. Selanjutnya pelek   menjalani   proses cleaninguntuk  dibersihkan dan  untuk dapat  me-lewatiproses inspection. 

Pada  proses inspection,  pengecekan  dilakukan melalui  pengukuran  dan  secara  visual  untuk  me-nentukan apakah pelek  dapat  digunakan  kembali atau perlu diperbaiki. 

Kriteria dari proses inspectionadalah bila  tidak  dijumpai  penyok  atau  retak  pada pelek, maka pelek tidak perlu diperbaiki. Ultrasonic flaw detectorjuga digunakan dalam proses inspection. Bila  pelek  perlu  diperbaiki, pelek  harus menjalani tahap recondition. 

Perbaikan pelek meliputi proses press, cat ulang dan normalizing,   sesuai   dengan   kondisi   pelek. Setelah pelek diperbaiki, pelek diuji kembali melalui finalinspectiondengan menggunakan kriteria yang sama dari inspeksi awal. 

Final inspectionbertujuan untuk  menentukan  kondisi  pelek  apakah  layak untuk dijual kembali atau belum layak dijual. Pelek yang  layak  dijual  menjadi  produkremanufaktur, sedangkan   pelek   yang   belum   layak   jual   perlu diperbaiki  lagi.  
Perancangan Proses Remanufaktur pada Komponen Otomotif
Gambar  rancangan  proses  remanu-faktur pelek dapat dilihat pada Gambar 1. Shock BreakerShock  breakeryang  didapat  dari  penyuplai harus melewati tahap pre-inspectionyang dilakukan secara visual untuk menentukanapakahshock breakertersebut layak untuk dilakukan remanufak-tur atau tidak. 

Shock breaker yang layak dilakukan remanufakturmenjalani proses disassemblyuntuk dibongkar setiap komponennya. Bagian damperperlu dibongkar untuk mengganti partkeluar, yaitu: bosh, seal, o-ring, oli, as, bantalan, dan tabung bagian dalam diganti dengan yang baru. 

Selanjutnya, shock breakermenjalani proses cleaninguntuk  dibersihkan serta menjalani proses inspection. 

Pada proses inspection, pengecekan di-lakukan melalui pemberian  gaya  pada  pegas dan visual untuk menentukan apakah komponen shock breakerdapat digunakan  kembali, diperbaiki, atau perlu  diganti  baru.  

Bila shock  breakerperlu  diper-baiki, shock  breakermenjalani tahap recondition. Perbaikan shock  breakermeliputi  cat  ulang  dan normalizingkarena  barang  yang  didapatkan  dari penyuplai memiliki cat yang tidak sama dengan yang baru/kusam  serta untuk menghilangkan  tegangan sisa. 

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini terlihat bahwa langkah-langkah pada proses remanufaktur untuk komponen otomotif  tidak sama antara komponen yang satu dengan komponen yang lain. 

Sebagai contoh, pada pelek proses disassembly tidak ada yang mana proses tersebut dilakukan oleh suppliersedangkan  pada shock breakerlangkah disassembly diperlukan. 

Selain adanya perbedaan tersebut tetap ada suatu kesamaan yang menjadi karakteristik pada proses remanufaktur komponen otomotif khususnya sepeda motor dibandingkan dengan proses remanu-faktur  pada produk lainnya. 

Karakteristik tersebut yaitu pada semua komponen atau part yang selama masa pakainya  atau  pengujiannya menerima gaya maka perlu dilakukan perlakuan khusus pada komponen tersebut. 

Salah satu contoh perlakuan khusus tersebut adalah normalizingyang bertujuan untuk  menghilangkan  tegangan sisa pada bagian dari komponen yang muncul selama masa pakai. 

Hal krusial lain yang ditemukan dari penelitian ini  adalah terdapat kesulitan saat melakukan langkah-langkah proses remanufaktur. Hal tersebut ditengarai karena memang komponen tersebut tidak dirancang  atau  didesain  sebagai  komponen  untuk dilakukan remanufaktur.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Perancangan Proses Remanufaktur pada Komponen Otomotif"

close