Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TANTANGAN DALAM DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI

TANTANGAN DALAM DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI

TANTANGAN DALAM DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI - Kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi informasi di dunia menyebabkan kemampuan komputer maju pesat, kemampuan komputer selalu meningkat setiap tahunnya termasuk di Indonesia. 

Dalam hal penggunaan Internetpun Indonesia telah mencapai 45 pengguna berdasarkan data dari Kementrian Kominfo tahun lalu, sementara telepon selular pun tumbuh sangat pesat dan saat ini mencapai 180 juta pelanggan atau 80% penduduk Indonesia. 

Di bidang social media, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 33 juta, dan menempati peringkat nomor 2 di dunia setelah Amerika. Sementara itu, pengguna Twitter di Indonesia sebanyak 6,24 juta, berdasarkan data pada September 2010. 

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan teknologi sangat berpengaruh dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Sayangnya dalam penggunaanya bangsa Indonesia sendiri masih belum bisa memaksimalkan penggunaan media-media teknologi yang sudah ada tersebut guna memajukan dan mensejahterakan bangsa ini. 

Jika dilihat dari kenyataan yang ada pertumbuhan ekonomi di Indonesia baik, tetapi pertumbuhan tersebut lebih didorong oleh konsumsi saja. Hal ini membuat kita lebih menjadi penikmat keringat orang luar negeri. 

Akibatnya, penciptaan lapangan kerja di Indonesia masih terbatas dan angka kemiskinan pun masih tinggi. Di bidang teknologi ini merupakan produk yang kita nikmati kebanyakan adalah produk impor terutama dari Jepang dan China. 

Meskipun sebernarnya juga masih ada beberapa orang Indonesia yang mampu menciptakan teknologi terbaru. Berikut hal-hal yang merupakan tantangan dalam dunia teknologi informasi di Indonesia : 

  1. Adanya perubahan sosial yang semakin capat berimplikasi pada pergeseran nilai masyarakat. 
  2. Hingga saat ini belum ada pengakuan pemerintah atas profesi Teknologi pendidikan. 
  3. Belum adanya inovasi-inovasi baru terkain dengan macam teknologi pendidikan baik dari segi teknologinya ( White board, elektronik, OHP, Vidio, TV, e-learning, Internet dan Lain-lain ) serta dalam proses maupun sistem. 
  4. Berkaitan dengan penyususnan teknologi, kurang penguasaan guru terhadap teknologi memunculkan kekhawatiran terhadap siswa, sehingga tidak memiliki hubungan kedekatan dengan guru yang berimplikasi siswa menjadi pasif selama penyususnan teknologi. 
  5. Adanya transformasi global tidak selalu merupakan sesuatu yang positif. Banyaknya hiburan yang lepas dari kendali, banyaknya sajian yang kurang mendidik, kekerasan yang ada sehingga dapat menyebabkan siswa lebih banyak meniru dan melakukan apa yang didengar dan dilihatnya melalui teknologi sehingga hal-hal yang tidak diinginkan. 
  6. Peningkatan produktivitas, kreativitas, serta daya saing individu, organisasi, dan bangsa Indonesia dalam hal penciptaan teknologi terbaru. 
  7. Peningkatan hardskill dan softskill, yang dimaksud softskill disini bukan hanya menyakut ketrampilan dalam penguasaan teknologi melainkan menyangkut kemampuan untuk berkomunikasi, beradaptasi pada situasi yang berbeda-beda, bernegosiasi, mengatur waktu, memecahkan masalah, bekerja dalam tim dan memimpin suatu tim.
  8. Memanfaatkan peluang yang ada kalo tidak ada berusahalah untuk menciptakan peluang sendiri caranya dengan mempersiapkan diri kita dengan membuka wawasan bagi munculnya ide baru dan masukan-masukan. 
  9. Dan yang paling mudah adalah menggunakan produk teknologi buatan anak negeri sendiri. Dengan begitu secara tidak langsung anda telah mendorong kemajuan pembuatan teknologi anak bangsa sendiri.

Begitu pesat kemajuan teknologi informasi di Indonesia menyebabkan pola pikir masyarakat tentang sebuah informasi sangat penting untuk segera di dapat pada waktu yang pendek, Pelayanan Publik di birokrasipun mau tidak mau harus menyesuaikan diri sebagamana perkembangan tuntutan oleh masyarakat pengguna layanan. 

Sampai saat masih kelihatan dan dirasakan rendahnya kualitas pelayanan publik di Indonesia selama ini sehingga mendapat sorotan yang sangat tajam berbagai kalangan. 

Berdasarkan laporan dari The World Competitiveness Yearbooktahun 1999, Indonesia termasuk kategori paling rendah diantara 100 negara paling kompetitif di dunia (Dwiyanto, dkk: 2006: 53). 

Penilaian sebuah kinerja di kalangan birokrasi pun Teknologi informasi menjadi andalan untuk mendapatkan informasi tentang kinerja seseorang. Dwiyanto (2006:47- 76) mengemukakan empat kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik. 

Pertama, akuntabilitas publik, yaitu dengan melihat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan publik dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat atau yang dimilki olehstakeholders. 

Kedua, responsivitas, yaitu menilai kinerja birokrasi dengan melihat kemampuan birokrasi dalam mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda berdasarkan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program sesuai kebutuhan dan aspirasi masyarakat. 

Ketiga, orientasi pada pelayanan, yaitu dengan melihat seberapa banyak energi birokrasi digunakan untuk memberikan pelayanan kepada publik.Keempat, efisiensi pelayanan, yaitu dengan membandingkan antara input dan output pelayanan. 

Birokrasi di Indonesia adalah birokrasi yang selalu dikaitkan dengan prosedur kerja yang berbelit-belit dan lamban. Kondisi ini membawa efek pada buruknya pelayanan publik pada masyarakat. Untuk mengatasi berbagai persoalan terkait dengan buruknya pelayanan publik adalah melalui reformasi birokrasi penyelenggaraan pelayanan publik oleh sesuai dengan dinamika masyarakat. 

Sehingga perlu adanya penerapan E- Government dalam birokrasi reformasi untuk mewujudkan good governance di Indonesia. 

Dengan sistem E-Government diharapkan pelayanan publik pada masyarakat yang sebelumnya dianggap terbelit-belit dan lambat, bisa berubah menjadi cepat, tepat,transparansi, efektif, dan efisien. Dalam pelaksanaan reformasi pelayanan publik tidak serta merta tanpa kendala. 

Berbagai kendala yang dihadapi dalam melakukan reformasi pelayanan publik harus disikapi dengan sikap optimisme dan keyakinan. Oleh karena itu pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus dapat merumuskan strategi inti yang akan dijalankan melalui kejelasan tujuan, peranan dan arah. 

Strategi ini tentunya juga harus bisa dioperasionalkan dengan baik sehingga akan mampu menghasilkan kinerja yang tinggi dengan kualitas pelayanan yang baik. 

Diharapkan dengan adanya penerapan E- Government dalam reformasi birokrasi di Indonesia, mampu meningkatkan kinerja dalam fungsi pelayanan publik agar lebih efektif, efisien dan transparan demi terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good governance).

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "TANTANGAN DALAM DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI"

close